Minggu, 26 Juni 2011

“MENGAJAR”

“MENGAJAR”

By; Agus salim andriawan
Pengarang; Drs. M. Walid M.pd.i
Buku; Mengajar, Seni atau profesi





BAB 1
PENDAHULUAN

Ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkonstribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan dan tenaga kependidikan yang professional.
Hampir enam puluh tahun yang lalu sejak pemerintahan memiliki kesempatan untuk mengatur pendidikan nasional, pembelajaran yang berorientasi ahlak dan moralitas serta pendidikan agama kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari, kondisi tersebut mengakibatkan lulusan pendidikan cenderung kurang memiliki kepekaan untuk membangun silaturahmi, toleransi dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.
Selama ini muncul beberapa pendapat yang mengkritisi pendidikan di sekolah, diantaranya:
a.Soedijarto (1993:3): Pendidikan Nasional belum sepenuhnya mampu mengembangkan manusia Indonesia yang religius, berahlak, berwatak kesatria dan patriotik.
b.Nurcholis Madjid: Kegagalan pendidikan agama disebabkan pembelajaran pendidikan agama islam lebih menitikberatkan pad hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.
c.Arief Rahman: Pendidikan kita lebih menekankan pada kemampuan bahasa (verbal) dan kemampuan menghitung (numerik), sementara kemampuan mengendalikan diri dan penanaman keimanan diabaikan.
d.Karo Hukum dan Humas Depag. RI mengutip pernyataan presiden RI menyatakan bahwa: Pendidikan agama belum terlaksana dengan baik, salah satu indikatornya adalah masih banyaknya kejadian perkelahian antar pelajar terutama di Jakarta.
e.Husni Rahim: Penyampaian materi ahlak di sekolah oleh guru-guru yang diberikan kepada siswa hanya sebatas teori,padahal yang diperlukan adalah suasana keagamaan.
f.Malik fajar (1998:9), menyatakan bahwa: “Proses belajar mengajar sampai sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan.
g.Menteri Agama (Said Agil al-Munawar): bahwa pendidikan agama islam disekolah mengalami masalah metodologi.
Mulyasa mensinyalir bahwa ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dan ironisnya hal tersebut sering digunakan berulang dan tidak disadari oleh para guru.
Uraian tujuh kesalahan tersebut sebagai berikut:
1.Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
2.Menunggu pendidik berperilaku negative
3.Menggunakan Destructive Discipline (penegakan disiplin yang sangat merugikan PD)
4.Mengabaikan perbedaan peserta didik
5.Merasa paling pandai
6.Tidak adil (Diskriminatif)
7.Memaksa hak peserta didik.
Ada empat kekeliruan guru dalam mengajar, yaitu:
1.Guru tidak berusaha mengetahui kemampuan awal siswa
2.Guru tidak pernah mengajak berfikir siswa
3.Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik
4.Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran.
Berangkat dari realitas tersebut diatas Drs. M. Walid M.pd.i berhasil menulis buku yang berjudul “Mengajar sebagai seni atau profesi” yang artinya pekerjaan yang professional bukan hanya mengandung makna kegiatan untuk mencari nafkah atau mencari mata pencaharian, tetapi juga tercakup pengertian calling proffesio, yakni panggilan terhadap pernyataan janji yang diucapkan dimuka umum untuk ikut berkhidmat guna merealisasi terwujudnya nilai mulia yang diamanatkan oleh tuhan dalam masyarakat melalui usaha kerja keras dan cerdas.


BAB II
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

I.Pengertian Pendidikan
Ilmu pendidikan disebut juga ilmu pedagogik. Poerbakwatja dan Harahap (1982:52) mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti yaitu: (1) praktek, cara seseorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar , membimbing dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan.
Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukakan para ahli yaitu:
1.Konsepsi ilmu pendidikan menurut Ibnu Khaldun untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, yaitu untuk melahirkan masyarakat yang berkebudayaan serta berusaha untuk melestarikannya dan meningkatkan serta mempertahankan eksistensinya maka tujuan pendidikan adalah untuk membantu individu agar dapat hidup lebih baik dalam masyarakat yang berkualitas yang dapat hidup lebih layak dalam dunia yang sedang maju, dan mampu mempertahankan eksistensinya dalam masyarakat modern (Sulaiman, 1997:25)
2.Menutut Abdullah Nashih Ulwan pendidikan bukanlah sekedar upaya memanusiakan manusia, tetapi dengan jelas dan rinci ia menyebutkan sebagai upaya membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban.
3.Pendidkan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyohardjo,2006:26).
4.Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti masalah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan(Dictionari of Psycology;1972)
5.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUPN No. 20 tahun 2003).
6.Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:10)
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

II.Pengertian Pembelajaran
Sebelum membahas tentang pembelajaran, dipandang penting mendekripsikan tentang apa yang dimaksud dengan belajar beserta seluk beluknya.

1.Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku baru yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Tohirin, 2005:73)
Ada empat pilar pembelajaran yang dirumuskan unesco (1996) yaitu : (1) Learning to know yaitu belajar tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada proses belajar (2) Learning to do mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya mendengar dan melihat akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi (3) Learning to be yakni belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri (4) Learning to live together adalah belajar untuk bekerja sama.
Ada dua pandangan tentang belajar, pertama belajar sering dianggap sama dengan menghafal, apabila kita kaji pandangan bahwa pandangan belajar sama dengan menghafal ada beberapa karakteristik yang melekat yaitu:
1.Belajar berarti menambah sejumlah pengetahuan.
2.Belajar berarti mengembangkan kemampuan intelektual
3.Belajar adalah hasil bukan proses



Pandangan kedua belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Dengan demikian ada beberapa kriteria dalam belajar ditinjau dari pandangan kedua ini.
a.Belajar adalah aktifitas yang dirancang dan bertujuan
b.Tujuan belajar adalah perubahan perilaku secara utuh
c.Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses
d.Belajar adalah proses pemecahan masalah

2.Hakikat Belajar Adalah Perubahan Tingkah Laku
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiata mental yang tidak dapat dilihat, artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan, kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku. Namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat manusia menurut Leibnitz.
Menurut John Locke manusia itu merupakan organisme yang pasif dengan teori tabularasannya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya. Dari pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu, memunculkan aliran belajar behavioristik-elementristik.
Berbeda dengan pandangan Locke, Leibnitz menganggap bahwa manusia adalah organisme yang aktif. Manusia merupakan sumber daripada semua kegiatan. Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat; Manusia bebas untuk untuk membuat suatu pilihan dalam setiap situasi. Titik pusat kebebasan ini adalah kesadaran sendiri. Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini kemudian melahirkan aliran belajar Kognitif-Wholistik.
Berangkat dari konsep manusia yang berbeda, dalam menjelaskan terjadinya perilaku, kedua aliran teori belajar yaitu aliran behavioristik-elementristik dan aliran kognitif –wholistik, memiliki perbedaan pula. Perbedaan keduanya seperti dapat dilihat pada dibawah.
Teori belajar behavioristik dan teori belajar kognitif.
Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Kognitif
•Mementingkan pengaruh lingkungan
•Mementingkan bagian-bagian
•Mengutamakan peranan reaksi
•Hasil belajar terbentuk secara mekanis
•Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
•Mementingkan pembentukan kebiasaan
•Memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and error • Mementingkan apa yang ada didalam diri
•Mementingkan keseluruhan
•Mengutamakan fungsi kognitif
•Terjadi keseimbangan dalam diri
•Tergantung pada kondisi saat ini
•Mementingkan terbentuknya struktur kognitif
•Memecahkan masalah didasarkan kepada insight”.
(Sanjaya, 2005:90-92)

3.Pengertian Pembelajaran
Terdapat beberapa karakteristik penting dari istilah pembelajaran
a.Pembelajaran berarti membelajarkan siswa
b.Proses pembelajaran berlangsung dimana
c.Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

4. Strategi Pembelajaran
a. Definisi strategi pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetisi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b.Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan atau kompetensi baru. Ketika kita berfikir informasi dan kompetensi juga kita semestinya berfikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya.

5.Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Dalam konteks KBK, pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengetahui, memahami, melakukan sesuatu hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri . Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu :
a.Berpusat pada peserta didik;
b.Mengembangkan kreativitas peserta didik;
c.Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang;
d.Bermuatan nilai, etika,estetika, logika dan kinestetika; dan
e.Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
Guru perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan srategi pembelajaran. Sejumlah prinsip disebutkan dibawah ini
a.Berorientasi pada tujuan
b.Aktivitas
c.Individualitas
d.Integritas

6.Jenis-Jenis Stategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Rowntree (1974) Pengelompokan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning; strategi pembelajaran-kelompok strategi pembelajaran kelompok strategi individual pembelajaran atau Groups – individual learning.
Selain pendapat Rowntree Roy Killen (1998) mencatat beberapa macam strategi pembelajaran yang dapat digunakan seperti disebutkan dibawah ini:
a.Strategi pembelajaran langsung
b.Strategi pembelajaran dengan diskusi
c.Stratgi pembelajaran kerja kelompok kecil (Small Group Work)
d.Strategi pembelajaran Cooperative Learning
e.Strategi pembelajaran Problem Solving


7.Contoh-Contoh Strategi Pembelajaran
1.Ceramah
Strategi yang paling popular dilingkungan pendidikan tinggi di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, adalah ceramah. Ceramah adalah metode pembelajaran yang dilalukan dengan menyampaikkan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima melalui indra telinga (Zaini, Dkk, (2002: 131-132)
2.Diskusi
Selain ceramah, Strategi pembelajaran yang popular adalah diskusi, metode pembelajaran diskusi umumnya dipahami sebagai proses interaksi komunikasi dua arah atau lebih yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Dalam strategi tersebut peran dosen adalah memfasilitasi proses diskusi serta mengatur lalu lintas gagasan dan komentar mahasiswa agar berjalan dengan lancar.
3.Berbagai strategi alternatif
a.Power of two
Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi, yaitu dua kepala lebih dari pada hanya satu kepala.
b.Question student have
Strategi belajar ini merupakan cara yang aman untuk mengetahui kebutuhan dan harapan-harapan mahasiswa . Strategi tersebut merupakan salah satu cara yang dapat mendatangkan partisipasi mahasiswa melalui tulisan dari pada lisan.
c. Card sort
Strategi ini merupakan kegiatan kolaborasi yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek, atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisasi kelas yang kelelahan.
d.Active debate
Debat biasa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau mahasiswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap mahasiswa didalam kelas, bukan hanya pelaku debatnya.


e.Planted question
Teknik ini membantu anda untuk mempresentasikan informasi dalam bentuk respons terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada mahasiswa tertentu.
f.Information search
Metode ini sama dengan open book. Secara berkelompok mahasiswa mencari informasi (biasanya tercakup dalam perkuliahan) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikian kepada mereka. Metode ini sangat membantu untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap kering.
g.Learning contract
Belajar mandiri pengaruhnya sering lebih mendalam dan lebih permanen. Akan tetapi , anda harus yakin bahwa ada kesepakatan yang jelas tentang apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari. Salah satu caranya adalah dengan learning contract.
h.Everyone is teacher here
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan,dan secara individual. Strategi ini juga memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk berperan sebagai dosen bagi mahasiswa lainnya.
i.Modeling the way
Strategi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempratikkan keterampilan spesifik yang dipelajari dikelas, melalui demonstrasi. Mahasiswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.
j.Billboard ranking
Strategi ini tepat sekali untuk menstimulasi refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai, gagasan dan pilihan-pilihan yang ada didalam masyarakat.
k.CTL
a.Definisi CTL
Diantara strategi pembelajaran yang banyak diminati saat ini adalah CTL (Contextual Teaching and Learning).
Adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
b.Karakteristik CTL
Karakteristik CTL adalah sebagai berikut:
a)Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
b)Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.
c)Belajar adalah proses pemecahan masalah
d)Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang menuju yang kompleks
e)Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.
c.Asas-Asas Dalam Pembelajaran CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas, ketujuh asas ini dijelaskan dibawah ini:
1.Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri
CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
3. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Oleh sebab itu peran bertanya sangat penting, sebab melaui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
4.Masyarakat belajar (Learning Community)
Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendirian, akan tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan.
5.Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh seluruh siswa.
6.Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7.Penilaian nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

BAB III
KOMPETENSI DAN PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

I.KOMPETENSI GURU (PENDIDIK)
Tidak semua tindakan yang dilakukan guru dikelas merupakan tindakan pengajaran. Sebagaimana halnya dalam belajar indikator bagi tindakan pengajaran adalah terjadinya perubahan tingkah laku, jadi, tindakan-tindakan yang tidak membawa efek pada perubahan tingkah laku , tidak dapat diterjemahkan sebagai tindakan pengajaran. Tindakan pengajaran hendaknya dapat menciptakan terjadinya proses belajar.
Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial kemasyarakatan.

A.Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, kepribadian guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus di-gugu dan di-tiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies).
B.Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kompetensi atau kemamuan yang berhubungan dengan penyelesaia tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting oleh sebab karena berhubungan langsung dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini.
C.Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai mahluk sosial.
D.Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini berhubungan dengan wawasan penguasaan akademik dan bahan kajian akademik, berupa kemampuan yang harus dimiliki.

II.Tugas dan Karakteristik Pendidik
Secara umum , pendidik adala orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik (Menuda, 1989: 37) tugas dan karakteristik sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif agama islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta dididk dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitf maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. (Tafsir, 1992: 74-75).

III.Peranan Guru atau Pendidik dalam Pembelajaran.
Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young (1998), Manan (1990), serta Yelon and Weistein (1997), dapat di identifikasikan sedikitnya 19 peran guru, dibawah ini hanya akan dijelaskan 10 peran saja, yang menurut penulis memiliki relevansi langsung dengan proses pembelajaran.
1.Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2.Guru sebagai Pengajar
Tugas dan tanggung jawab guru yang pertama dan utama adalah melaksanakan pembelajaran. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.Guru sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (Guide), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sebagai pembimbing guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
4.Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
5.Guru sebagai Penasehat
Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
6.Guru sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang mengangap dia sebagai guru.
7.Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.
8. Guru sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor guru guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton.
9.Guru sebagai Emansipatar
Dalam hal ini guru harus mampu melihat sesuatu yang tersirat disamping yang tersurat, serta mencari kemungkinan pengembangannya. Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga, merasa dicampakkan orang lain, atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali dengan pribadi yang percaya diri.
10.Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau nontes. Tehnik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Dari 10 peran guru tersebut diatas dalam implementasinya diharapkan memperhatikan pada hal-hal sebagai berikut:
a.Apa tujuan dan materi dan tujuan pembelajarannya (What)
b.Siapa pendidik dan peserta didiknya (Who)
c.Dimana proses pembelajaran itu berlangsung (Where)
d.Kapan saat berlangsungnya proses pembelajaran (When)
e.Bagaimana proses pembelajarannya berlangsung (How/Why)
Dengan demikian 10 peranan guru tersebut implementasinya bersifat situsional dan kondisional serta fungsional disesuaikan dengan materi, tujuan, pendidik, dan peserta didik dan seterusnya.


BAB IV
MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Berikut diuraikan delapan keterampilan dan cara menggunakannya yang kreatif professional dan menyenangkan.
1.KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebagai pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa
a.Dasar-dasar pertanyaan yang baik
1.Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2.Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3.Difokuskan pada masalah tertentu.
4.Berikan waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
5.Bagikanlah seluruh pertanyaan secara merata.
6.Berikan respons yang ramah dan menyenangkan.
7.Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menjawab sendiri jawaban yang benar.
b.Jenis-jenis pertanyaan yang baik
1.Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a.Pertanyaan Pemerintah (compliance question), Yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
b.Pertanyaan Retori (rhetorical queston), Yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru.

c.Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (propomting question), Yaitu petanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
d.Pertanyaan menggali (probing question), Yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih memahami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.
2.Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
a.Pertanyaan pengetahuan (recoll question atau knowledge question)
b.Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
c.Pertanyaan penerapan (aplication question)
d.Pertanyaan sintesis (shynthesis question)
e.Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
c.Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.Kehangatan dan Keantusiasan
2.Kebiasaan yang perlu dihindari
a.Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak mampu menjawabnya.
b.Jangan mengulang-ulang jawaban siswa.
c.Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
d.Usahakan agar siswa tidak menjawab serempak.
e.Menentukan siapa yang harus menjawab.
f.Pertanyaan ganda
d.Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Dasar
1.Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2.Pemberian acuan
3.Pemindahan giliran
4.Penyebaran
5.Pemberian waktu berfikir
6.Pemberian tuntunan
e.Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan
Adapun komponen-komponennya adalah sebagai berikut:
1.Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
2.Pengaturan urutan pertanyaan
3.Penggunaan pertanyaan pelacak
4.Peningkatan terjadinya interaksi
f.Latihan Penerapan Keterampilan Bertanya Dasar
1.Dasar pengajaran mikro
2.Dalam praktek pengalaman lapangan
3.Penerapan keterampilan bertanya lanjut dalam praktek pengalaman lapangan.
2. KETRAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai sesuatu tindak dorongan ataupun koreksi. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.
a.Tujuan pemberian penguatan
1.perhatian siswa terhadap pelajaran
2.Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3.Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif
b.Jenis-jenis penguatan
1.Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan mengajukan kata-kata pujian, penghargaan dan sebagainya.
2.Penguatan nonverbal
a.Penguatan gerak isyarat
b.Penguatan pendekatan
c.Penguatan dengan sentuhan
d.Pengatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
e.Penguatan berupa symbol atau benda.
f.Jika siswa memberikan jawaban yang sebagian saja benar hendaknya guru hendaknya tidak menyalahkan siswa.
c.Prinsip Penggunaan Penguatan
1.Kehangatan dan keantusiasan
2.Kebermaknaan
3.Menghindari penggunaan respons yang negative
d.Cara Menggunakan Penguatan
1.Penguatan terhadap pribadi tertentu
2.Penguatan terhadap kelompok segera
3.Pemberian penguatan dengan segera
4.Variasi dalam penggunaan
e.Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro
Adakan satu pelajaran singkat antara sepuluh dan lima menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu. Konsultasikan dengan pembimbing bila ada yang perlu diperbaiki. Sajikanlah pada sekelompok agar dalam pelajaran itu anda dapat memperoleh urunan pendapat pemikiran siswa, dan berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respons siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan.
f.Penerapan dalam PPL
1.Amatilah guru pamong waktu mengajar selama satu jam pelajaran dan kerjakan hal-hal berikut:
a)Cacatan jenis penyuatan verbal yang dipakai oleh guru selama sepuluh menit. Hitunglah frekuensi pemakaian setiap jenis.
b)Pilih seorang murid untuk diamati apakah ada penguatan yang diberikan kepadanya. Dan cara bagaimana pula reaksi anak tersebut.
c)Perhatikan keseluruhan apakah guru memberikan penguatan pada waktu munculnya tingkah laku siswa yang perlu diberi penguatan.
d)Perhatikan apakah ada respons negatif yang diberikan oleh guru dan apa akibatnya.
2.Teliti dan pelajari hasil pengamatan diatas serta memanfaatkan dalam membuat persiapan mengajar
3.Waktu ada praktek di SD atau TK latihan, mintalah bantuan teman anda untuk mengamati dan membuat catatan seperti anda.
3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
a. Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan antusiasme, serta penuh partisipasi.
b. Tujuan dan manfaat
1. Untuk meningkatkan perhatian siswa
2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat siswa
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif
4. Untuk memperoleh pelajaran yang disenanginya
c. Prinsip penggunaan
1. Variasi hendaknya relevan dengan tujuan yang dicapai
2. Variasi harus digunakan secara lancar
3. Direncanakan secara baik
d. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi
1. Variasi dalam cara mengajar guru
a. Pengunaan variasi suara (teacher voive)
b. Pemusatan perhatikan sisa (focusing)
c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)
e. Gerakan badan mimik
f. Pergantian posisi guru dan gerak guru (teachers movement)


2. Variasi dalam penggunaan media dan pengajaran
Adapun penggunaan variasi penggunaan alat antara lain sebagai berikut:
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids)
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan dapat digerakkan (motorik)
d. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audo visual aids)
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiaan belajar-mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru, sampai kegiatan sendiri yang dilakukan oleh anak, interaksi ini dimaksudkan agar tidak dapat menimbulkan kebosanan, kejenuhan serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan.
e. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Rencanakan suatu pengajaran mikro (5-10 menit) untuk topik dan kelas tertentu. Gunakan komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan yang ada, tujuan, serta usia anak. Gunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi anda.
f. Latihan perencanaan PPL
1. Rencanakan suatu rancangan pengajaran yang menggunakan jenis pola interaksi.
2. Ciptakanlah tempat duduk siswa dari klasikal menjadi kelompok.
3. Rencanakan dan bimbing siswa dalam membuat model, papan bulletin dan alat peraga tiga dimensi lainnya.
4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Yang dimaksud keterampilan menjelaskan ialah penyajian informasi lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
a. Tujuan memberikan penjelasan
1. Membimbing murid untuk dapat memahami dengan objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid.
4. Membimbing murid untuk menghayati dalam pemecahan masalah.
b. Alasan perlunya keterampilan menjelakan diskusi oleh guru
1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan, guru lebih mendominasi pembicaraan dari pada siswa.
2. Kemampuan mengelola tingkat pemahaman murid sangat penting dalam memberikan penjelasan.
3. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku, oleh karena itu guru membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
4. Guru perlu memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.
c. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
1. Merencanakan
2. Penyajian suatu penjelasan
d. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikan penjelasan selama 10 menit dan gunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan sebagai pedoman. Cobalah nilai penjelasan yang anda berikan tersebut dengan bantuan seorang teman.
e. Latihan dalam penerapan PPL
1. Sajikanlah pelajaran yang sama pada dua kelas yang homogen lalu bandingkan hasilnya.
2. Mintalah teman untuk mengamati dengan menggunakan lembar observasi.
3. Amati pelajaran yang diberikan guru pamong. Komponen mana yang banyak muncul dan bagaimana dampaknya bagi murid.

5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan siap mental dan dapat menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal ynag dipelajarinya.
a. Tujuan pokok siasat membuka pelajaran
Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan.
b. Siasat menutup pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menghindari pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar.
c. Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1. Membuka pelajaran
2. Menutup pelajaran
d. Latihan penerapan dalam penerapan mikro
1. Sajikan suatu pengajaran selama 10-15 menit.
2. Sajikan suatu pengajaran selama 10-15 menit. Bila ada Video-tape-recorder rekamlahlah dan putar kembali untuk mengetahui kelemahan yang perlu diperbaiki.
e. Latihan dalam penerapan PPL
1. Amatilah dulu guru pamong yang sedang mengajar.
2. Periksalah dan tandai hasilnya, mana yang dianggap penting tapi terlupakan.
3. Mintalah saran dan komentar dari guru pamong tentang proses pengajaran yang telah anda lakukan .
6. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
a. Komponen keterampilan membimbing diskusi
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat.
3. Menganalisis pendapat siswa.
4. Meningkatkan urunan siswa.
5. menyebabkan kesempatan berpartisipasi.
6. Menutup diskusi.
b. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit, siapkan satu topik diskusi, rekamlah diskusi itu dengan VTR atau tape recorder, Gunakan lembar observasi untuk menilainya.
c. Latihan penerapan dalam PPL
1. Amatialah dengan teliti diskusi yang diselenggarakan oleh guru pamong.
2. Kajilah hal-hal mana yang harus disempurnakan demi kebaikan serta peningkatan diskusi anda yang akan dating.
7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
a. Prinsip penggunaan
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Keluwesan
5.Penekanan pada hal-hal yang positif
b. Komponen keterampilan
1. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
c. Hal-hal yang harus dihindari
1. Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)
2. Kesenyapan (fade away)
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and starts)
4. Penyimpangan (digression)
5. Bertele-tele (Overdwelling)
d. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit yang terdiri di 15 siswa bagilah kedalam tiga kelompok. Praktikkanlah komponen respons guru terhadap gangguan yang muncul dari siswa.
e. Latihan penerapan dalam PPL
Amatilah guru pamong anda dulu dan buatlah tentang tanda-tanda yang yang menunjukkan perhatian atau tanggapan guru. Praktikkanlah keterampiulan menuntun dan mengalihkan berbagai keterampilan siswa.
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN
Secara kecil bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti guru hanya menghadapi satu kelompok seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun kelompok.
a. Pengguanaan variasi di dalam kelas
1. Variasi pengorganisasian
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Bagi guru yang biasa menggunakan pengajaran klasikal sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok
•Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar
•Dalam pengajaran kelompok kecil, langkahpertama adalah mengorganisasi siswa, sumber materi dan ruangan, dan diakhiri dengan kegiatan kulrnisasi.
•Dalam pengajaran perseorangan guru harus mengenal siswa secara pribadi
•Kegiatan perseorangan dapat dilakukan dengan melalui paket belajar


b. Komponen-komponen pengajaran
1. keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Ketarampilan mengorganisasikan
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4.ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
c. Latihan penerapan dalam penerapan mikro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10 menit untuk kelompok kecil yang bekerja dengan tugas yang berlainan tentnag suatu topik. Latihan keterampilan mengorganisasi yang efektif serta menggunakan bimbingan dan memudahkan belajar. Gunakan lembar observasi untuk menilai kemampuan anda.
d. Latihan dalam peneraan PPL
1. Bagilah kelas edalam sejumlah kelompok kecil.
2. Cobalah sejumlah siswa anda bekerja secara perseorangan dengan materi yang berbeda.
3. Lakukan latihan nomor 1 dan 2 diatas secara lengkap dan serempak dengan menggunakan keempat secara terpadu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar